AYAHKU [BUKAN] PEMBOHONG
NAMA : DEA saftikA
KELAS : XI SIJA 2
NO ABSEN : 06
RESENSI NOVEL
JUDUL : AYAHKU [BUKAN] PEMBOHONG
PENGARANG : TERE LIYE
PENERBIT : PT
GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA
TERBIT : 20 APRIL 2016
HALAMAN :
304 HALAMAN
SIPNOSIS BUKU:
Kapan terakhir kali kita
memeluk ayah kita? Menatap wajahnya, lantas bilang kita sungguh sayang padanya?
Kapan terakhir kali kita bercakap ringan, tertawa gelak, bercengkerama, lantas
menyentuh lembut tangannya, bilang kita sungguh bangga padanya? Inilah kisah
tentang seorang anak yang dibesarkan dengan dongeng-dongeng kesederhanaan
hidup. Kesederhanaan yang justru membuat ia membenci ayahnya sendiri.
Inilah kisah tentang hakikat kebahagiaan sejati.
Jika kalian tidak menemukan rumus itu di novel ini, tidak ada lagi cara terbaik
untuk menjelaskannya. Mulailah membaca novel ini dengan hati lapang, dan saat
tiba di halaman terakhir, berlarilah secepat mungkin menemui ayah kita, sebelum
semuanya terlambat, dan kita tidak pernah sempat mengatakannya.
ALUR CERITA
Cerita ini diawali tentang
seorang remaja bernama Dam, yang memiliki seorang ayah yang sangat dicintainya.
Dia paling suka ketika ayahnya menceritakan kisah masa lalunya atau dongeng
masa lalunya yang menurut Dam terdengar seperti fiksi. Namun dia tetap menyukai
cerita dari “masa lalu” ayahnya. Terutama adalah cerita di mana ayahnya mencari
apel emas di Lembah Bukhara, suku Penguasa Angin, dan ayahnya berteman sangat
dekat dengan pemain bola yang menurut Dam adalah pemain terhebat di seluruh
dunia, yaitu El Capitano alias El Prince.
Tapi ketika tumbuh dewasa, Dam
merasa bahwa apa yang ayahnya katakan hanyalah kebohongan publik. Karena
menurutnya Lembah Buhara dan suku Penguasa Angin itu tidak benar. Terlebih
lagi, ayahnya terlihat sedikit gugup dan menolak permintaannya ketika Dam ingin
menulis surat kepada Pangeran El yang juga sering dipanggil kapten.
Namun suatu ketika, Dam terkejut
oleh ayahnya sendiri. Ayah Dam ternyata adalah pria yang dihormati oleh semua
orang. Dari orang terkaya di kota hingga wali kota. Jarjit, anak sekolah yang
selalu membenci Dam, mengejek keluarga Dam yang miskin karena keluarga Dam
tampak sederhana. Hal ini dikarenakan keluarga Dam sering dikatakan lebih kaya
dari siapa pun di kota ini.
Dam mendengarnya sendiri, tapi
ia tidak mengerti apa yang ayah Jargit bicarakan. Keluarganya memang miskin dan
tidak bisa membeli mobil atau bahkan rumah yang telah dia sewa selama 20 tahun.
Ketika dia Dam dewasa dan sudah
menikah, dia tidak bisa lagi mempercayai cerita ayahnya. Bahkan, dia berani
memberitahu ayahnya bahwa Dam tidak ingin kebohongan ayahnya meracuni
anak-anaknya, Zas dan Kom. Kalian pastinya bisa tahu sendiri bagaimana perasaan
ayahnya saat dituduh sebagai pembohong oleh anaknya.
Ayahnya pernah mengatakan bahwa
Dulunya, mendiang ibu kandung Dam adalah seorang bintang televisi yang sangat
terkenal dan sedang naik daun ketika ia divonis hidupnya tinggal beberapa bulan
lagi. Kemudian ibu Dam bertemu dengan ayah Dam, dan ayah Dam menceritakan
seluruh kisah hidupnya yang kata Dam tidak nyata tersebut, dan ibu Dam langsung
menangis berkata kalau seluruh cerita itu benar. Mereka menikah dan semua
kebahagiaan ini meningkatkan harapan hidup ibu Dam selama bertahun-tahun
sebelum Dam tumbuh dewasa.
Dam tidak percaya seluruh
cerita ayahnya, tapi dia pikir itu bohong, jadi matanya gelap. Saat itulah ayah
Dam yang sedih keluar dari rumah di tengah hujan, dan setelah Dam mencari di
internet untuk nama ibunya, dia menemukan kisah nyata ibu Dam, seorang bintang
televisi.
Ayahnya ditemukan pingsan di
makam ibunya. Dam menemukan kebenarannya sudah terlalu terlambat. Beberapa hari
kemudian, ayahnya meninggal menyusul istrinya. Kemudian Dam menangis terisak
karena para pelayat kematian ayahnya adalah orang-orang dalam kisah ayahnya
yang selama ini dia anggap tidak nyata, termasuk Suku Penguasa Angin, Si Nomor
Sepuluh dan pamannya yang merupakan sahabat baik ayahnya sejak berumur delapan
tahun, Sang Kapten; Sang Kapten bercerita kalau selama ini dia mencari jejak
ayah Dam sejak kehilangan beliau berpuluh tahun lalu saat ayah Dam lulus dari
sekolah hukum dan meninggalkannya.
PENOKOHAN
Tokoh-tokoh dalam novel ini
juga menunjukkan sikap yang sangat teladan dan sederhana. Ayah Dam sederhana
dan sangat jujur. Dia memiliki kualitas luar biasa sifat baik yang diperolehnya
dalam cerita yang selalu diceritakan ayahnya. Ibu Dam adalah seorang selebriti
yang telah memutuskan untuk meninggalkan kehidupannya dan menikah dengan ayah
Dam.
Selain ketiga karakter ini, ada
beberapa karakter yang sangat bagus untuk ditiru. Raja tidur yang membuat
keputusan sulit ketika memutuskan untuk menuntut di pengadilan. Semuanya sangat
mengasyikkan. Ada juga kutipan yang mengangkat semangat Anda.
“Cerita ini sesungguhnya
tentang pengorbanan, keteguhan hati. Kisah ketika kau tetap mendayung sampan
sendirian di tengah sungai yang dipenuhi beban kesedihan, tangis, dan darah
tercecer dimana-mana, ketika kau terus maju mendayung bukan karena tidak bisa
kembali, tapi meyakini itu akan membawa janji masa depan yang lebih baik untuk
generasi berikutnya apa pun harganya.” (Hal. 183)
Buku “Ayahku (bukan) pembohong”
ini menggunakan sudut pandang orang pertama. Penjelasan dari berbagai tempat
dalam novel ini sangat bagus. Ada salah satu hal yang menarik yaitu ketika Dam
dan teman-teman kelasnya berburu babi hutan.
KELEBIHAN BUKU
Novel ini dikemas dengan sangat
baik oleh Darwis Tere Liye dengan latar yang bagus dan bahasa yang mudah
dipahami pembaca. Banyak kalimat-kalimat motivasi dan kalimat yang masuk akal
di setiap paragraf. Kalimat-kalimat tersebut tersebut dapat meningkatkan rasa
sayang terhadap keluarga, terutama ayah
KEKURANGAN BUKU
Ada beberapa kesalahan
penulisan di beberapa tempat. Contohnya saja di halaman 62 di mana Dam
seharusnya menyebutkan “ayah” tapi yang tertulis adalah “kakek”. Selain itu,
latar-latar yang dipaparkan tidak masuk akal manusia. Contohnya saja Negeri
Penguasa Angin, kita sulit menggunakan logika untuk hal-hal di luar nalar
manusia. Karena latar tersebut tidak pernah ada di dunia nyata.
HIKMAH YANG DIDAPAT DARI BUKU INI
J
v Menurut saya ada beberapa
hikmah/Pelajaran di novel ini karena novel ini memiliki pesan yang sangat dalam
terhadap kasih sayang kita pada keluarga terlebih kepada seorang ayah J
v Jangan membenci ayah kita
karena sesungguhnya ayah adalah malaikat terhebat yang menyayangi kita dengan
setulus hati J
v Percaya lah kepada orang tua
manakala mereka berkata tidak logis, namun sebenarnya perkataan tersebut benar
adanya(jujur) J
KUTIPAN YANG BISA MEMBANGUN RASA
SEMANGAT KALIAN
Ø “Cerita ini sesungguhnya
tentang pengorbanan, keteguhan hati. Kisah ketika kau tetap mendayung sampan
sendirian di tengah sungai yang dipenuhi beban kesedihan, tangis, dan darah
tercecer dimana-mana, ketika kau terus maju mendayung bukan karena tidak bisa
kembali, tapi meyakini itu akan membawa janji masa depan yang lebih baik untuk
generasi berikutnya apa pun harganya.”
(Hal. 183)
Komentar
Posting Komentar